Skip to main content

Jakarta (28/3/2024). Memang berat untuk meningkatkan pengikut (Follower) dalam sebuah akun lembaga (OMS). Masalah ini tentunya banyak dialami oleh OMS lainnya. Untuk itu kita perlu konsisten memperkenalkan diri ke publik. Selain itu, OMS dapat mencoba untuk berkolaborasi dengan orang yang terkenal (influencer) yang memiliki kesamaan visi misi terkait isu yang sedang digarap.

Kyutri Sosmed yang dihelat Jejaring Lokadaya dan Co-Evolve 2 ini mencoba mengurai permasalahan-permasalahan OMS yang berkaitan dengan sosial media. Kyutri kali ini mengambil tajuk “Kenalkan diri Anda di Dunia Maya”. Narasumber pada pertemuan kali ini ialah Tika Pamungkas seorang praktisi komunikasi pemasaran.

Di Indonesia, sekitar 60,4% populasinya merupakan pengguna aktif media sosial. Data dari We Are Social menggambarkan platform media sosial yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Whatsapp, Instagram, Facebook, Tiktok, dan Telegram.  Data ini pun berbicara bahwa media sosial merupakan media yang cukup efektif untuk memperkenalkan diri ataupun organisasi (branding).

Seperti dalam membangun brand, kita mengawali tahapan perkenalan dari pemahaman kondisi produk. Kita wajib memahami siapa kita serta apa saja yang kita miliki. Kemudian kita ceritakan keahlian dan pengalaman kita di media sosial. Setelah itu, dengan cerita tersebut akan cocok bila didistribuksikan ke media sosial yang cocok. Hal ini dilakukan agar konten kita lebih matching dengan keinginan pasar (target audience)

Tika menyampaikan bahwa konten haruskita perlakukan seperti gift atau isinya. Saat kita membuat konten, ada beberapa bagian yang perlu diperhatikan, yaitu:

  • bagian awal berisi hook, pancingan sebagai penarik perhatian
  • bagian tengah mencakup isi pesan (pesan utama)
  • bagian akhir berisi ajakan untuk bertindak

Poin terpenting dalam membuat konten adalah penentuan problem target audience kita itu apa. Hal ini harus dipikirkan agar sesuai dengan kebutuhan mereka. Poin ini tentunya juga akan meningkatkan viewers pada konten yang kita tayangkan.

Pada sesi diskusi, seorang partisipan bernama Billy bertanya mengenai asal inspirasi konten. Menurut Tika, langkah yang dilakukan untuk mendapatkan ide konten, meliputi:

  • perbanyak membaca buku
  • riset dan mengikuti trend saat ini
  • meningkatkan kapasitas diri dengan join online courses
  • sharing/diskusi dengan orang-orang yang sesuai dengan target konten kita

Diskusi selanjutnya muncul dari Heri, wakil OMS di Langkat Sumatera Utara. Heri bercerita bahwa ia membuat konten pada momen yang pas dan sesuai dengan isu yang sedang digarap OMS-nya. Contohnya, kasus yang sedang meningkat saat ini di Langkat adalah kekerasan seksual. Maka dari itu, Heri selalu membuat konten dan memberikan edukasi dan ditambah materi-materi tentang Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi (HKSR).

Pada dasarnya Media Sosial berguna menciptakan seseorang atau organisasi agar lebih dikenal publik. Tak dipungkiri akan ada kendala di lapangan, seperti sedikitnya viewers dan followers serta kendala algoritma, namun kita harus tetap konsisten dalam membuat konten yang berkualitas (bukan seadanya).

Selain itu, kita dapat memasang strategi dalam membangun konten yang akan kita tayangkan. Strategi lain yang tak kalah penting adalah bagaimana kita mengatasi komentar negatif ataupun protes terkait konten sensitif. Jadi bila strategi telah dipersiapkan dengan matang, maka konten tentunya akan berjalan lebih baik. Dampak langsung yang akan dirasakan bila konten kita berkualitas adalah engagement positif dari netizen dan berujung pada banyak oendengar, penonton, dan follower pada akun kita.

Diskusi ini dapat anda simak dan teliti secara lengkap di kanal Youtube Lokadaya. (*ari)