Jakarta (15/12) — Jejaring Lokadaya dan Tim Accelerate Penabulu Foundation mengadakan seri webinar Jaringan Solidaritas TB Nasional secara daring. Webinar 3 berjudul Penanggulangan Tuberkulosis di Tempat Kerja ini diadakan pada Kamis (14/12) melalui Zoom Meeting.
Penanggulangan TB di tempat kerja masih perlu dan segera dioptimalkan, mengingat berdasarkan data TB menyerang kelompok usia produktif. Epidemiolog Kesehatan, Penanggung Jawab Program TBC Dinas Kesehatan Kota Tangerang Tristi Dwi Veronita memaparkan data situasi TB di Kota Tangerang, bahwa pekerja buruh menempati posisi pertama penderita TB, kemudian disusul oleh kelompok yang tidak bekerja dan pegawai swasta.
TBC pun menjadi beban yang membawa dampak kerugian terhadap ekonomi. Deputy Director Yayasan Kusuma Buana menyampaikan sebanyak 26% penderita TB dan 53% TB MDR kehilangan pekerjaan, sedangkan 38% penderita TB dan 70% penderita TB MDR kehilangan pendapatan.
“Data ini disampaikan karena bisa dijadikan sebagai awal untuk kita melakukan pendekatan ke perusahaan. Kita harus memberikan gambaran-gambaran dan kerugian-kerugian yang disebabkan oleh TBC, karena kalau kita bicara di perusahaan, orientasi mereka adalah bisnis dan produktivitas. Sehingga kita perlu memperlihatkan dampak yang akan terjadi ke pekerjanya,” kata Mundi.
Stigma menjadi tantangan utama dalam penanggulangan tuberkulosis di tempat kerja. “Adanya stigma membuat orang bukannya akan berobat tapi akan takut untuk berobat karena mereka mau menyembunyikan sakitnya. Itu merugikan,” Ungkap Ketua Komite K3 DPN APINDO dr. Rima M.
Lebih lanjut, stigma negatif terhadap penderita TB disebabkan oleh kurangnya pemahaman dan luasnya mitos tentang TB di kalangan pekerja. Masih banyak orang yang belum mengetahui kalau TB bisa disembuhkan. Hal ini menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran bagi penderita TB akan pemecatan.
Maka edukasi tentang TBC menjadi penting. Dinas Kesehatan Kota Tangerang, misalnya, mengundang 30 perusahaan untuk mengikuti edukasi tentang TBC hingga mengadakan pelatihan International Standard for Tuberculosis Care (ISTC) bagi dokter/tenaga kesehatan di klinik perusahaan. “Harapannya dokter atau tenaga kesehatan mampu melakukan deteksi dini sampai dengan pengobatan TB di klinik perusahaan.” Ucap Tristi.*