Jakarta (1/12) — Jejaring Lokadaya dan Tim Accelerate Penabulu Foundation mengadakan seri webinar Jaringan Solidaritas TB Nasonal secara daring. Webinar 2 berjudul Pentingnya Mengenali Tuberkulosis oleh CSO dalam Upaya Meningkatkan Perlindungan Masyarakat Dampingan ini diadakan pada Kamis (30/11) melalui Zoom Meeting.
Masyarakat perlu memahami terlebih dahulu bahwa Tuberkulosis (TB) yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis bisa menular ke siapa saja. Penyakit ini tidak mengenal status sosial, jenis kelamin, agama, dan suku.
“TB bisa menimpa siapapun, baik di perkotaan maupun pedesaan dan semua partisipan program CSO,” terang National Program Director Penabulu STPI Heny Akhmad.
Heny menekankan bahwa masih banyak masyarakat yang belum paham tentang TB. Bahkan tidak sedikit yang belum tahu bahwa TB bisa disembuhkan. “TB paru dan ekstra paru sangat bisa disembuhkan asal disiplin,” katanya.
Penanggulan TB di Indonesia sudah didukung oleh Global Fund selama kurang lebih 14 tahun. Pemerintah, baik daerah maupun nasional, juga telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait penanggulan tuberkulosis yang mendukung upaya eliminasi TB. Ironisnya peringkat penderita TB di Indonesia semakin lama semakin buruk, dari peringkat kelima kini menempati peringkat kedua di dunia.
Menurut Heny ada banyak faktor yang mempengaruhi capaian program TB di Indonesia. Lebih lanjut, dirinya menilai peran CSO bisa menjadi peluang bagi pekerja CSO terlibat dalam penanggulangan TB. “CSO berperan mengelola implementasi, bekerja bersama kelompok pendukung pasien, dan menyelenggarakan pelatihan,” jelas Heny.
Heny memperkenalkan pendekatan Pentahelix dalam eliminasi TB. Pentahelix merupakan konsep multi-pihak dimana unsur pemerintah, akademisi, badan dan/ pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media massa berkolaborasi serta berkomitmen untuk mencapai tujuan yang sama, yaitu tercapainya eliminasi TB di tahun 2030.
“Kalau isu TB jadi gerakan, ada kesadaran bersama mulai dari komunitas, tujuan untuk melindungi kesehatan masyarakat partisipan program bisa tercapai. Kita sehat, masyarakat partisipan sehat, goal pekerjaan kita tercapai.” Tutupnya.*