Jakarta (28/10) –Jejaring Lokadaya dan Yayasan Pujiono Centre Indonesia mengadakan seri pelatihan Mobilisasi Sumber Daya Lokal Berbasis Pengelolaan Risiko Bencana secara daring. Pelatihan Sesi Tematik II tentang Akses Layanan Kesehatan bagi ODHA, TB, dan Penyakit Menular di Masa Bencana ini diadakan pada Jum’at (27/10) melalui Zoom Meeting.
Wakil Program Kesehatan Primer dan Terapan UPM CD Bethesda Sukendri Siswanto mengatakan situasi bencana berpengaruh terhadap bagaimana penanganan penyakit menular. Kondisi lingkungan yang padat di penampungan meningkatkan risiko infeksi, penyediaan dan distribusi obat-obatan terganggu, pelaksanaan dan keberlanjutan program pengendalian penyakit menular terganggu, dan pola konsumsi obat oleh pasien menjadi tidak tepat.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Wakil Direktur YAKKUM Emergency Unit dr. Sri Mutia Timur. Keterbatasan alat dan bahan untuk pencegahan infeksi sangat bisa terjadi pada masa bencana. Salah satunya karena fasilitas kesehatan rusak sehingga layanan kesehatan tidak tersedia. Otomatis obat-obatan sudah kotor akibat dampak bencana.
“Penyintas ODHA, TB, dan penyakit menular lainnya beresiko mengalami putus obat. Hal ini menimbulkan risiko penularan yang tinggi,” katanya.
Maka akses dukungan dan perawatan bagi ODHA, TB, dan penyakit menular lainnya perlu dibangun pada masa bencana. Menanggapi hal tersebut, PJ Pusat Krisis Kesehatan Regional Jawa Timur Didiek Rachmadi menyatakan secara administrasi sudah ada buffer untuk logistik kesehatan sebesar 30 persen atau stok selama 3 bulan. Sehingga logistik kesehatan sudah siap apabila sewaktu-waktu bencana terjadi. “Tinggal memastikan distribusinya karena terkadang antara pasien dengan fasilitas kesehatan dengan support system terkendala akses. Di saat inilah fungsi utama komunikasi dan koordinasi diperlukan,” jelas Didiek.
Pemenuhan kebutuhan bagi penyintas tidak bisa dilakukan sendiri, mulai dari pengobatan, dukungan psikosial, hingga perawatan ketika sakit, “Kita harus bergandeng tangan untuk menyelesaikan permasalahan yang banyak.” Ucap Humas Jogja AIDS Coalition Magdalena Diah Utami.