Skip to main content

Flower Aceh, didirikan pada 23 September 1989 oleh Suraiya Kamaruzaman, ST, Dra. Hijriati, dan Jawarah, S.Pd, adalah lembaga swadaya masyarakat yang fokus pada pemberdayaan perempuan di pedesaan dan daerah miskin perkotaan dengan pendekatan responsif gender. Berawal dari pendampingan ekonomi perempuan di sekitar Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, kegiatan mereka meluas ke berbagai kabupaten di Aceh. Meskipun awalnya tanpa dukungan donor, mereka berhasil menjalankan program-program penting. Pada tahun 1996, Flower Aceh mulai menanggapi isu HAM dan kekerasan seksual akibat konflik antara GAM dan TNI, dengan menyelenggarakan pelatihan trauma healing yang tersembunyi melalui kegiatan ekonomi. Mereka mempertahankan sikap independen meski dihadapkan pada intimidasi dari kedua pihak.

Tahun 1999, Flower Aceh berpartisipasi dalam Sidang Perempuan PBB, mendesak penghentian kekerasan di Aceh, dan pada tahun 2000, ikut serta dalam Duek Pakat Inong Aceh I, kongres untuk menyuarakan perdamaian dan referendum. Bencana tsunami 2004 membawa tantangan besar bagi Flower Aceh, yang kemudian bergerak cepat dalam penanganan darurat dan mendapat kepercayaan dari donor internasional untuk membantu pemulihan korban, terutama perempuan dan keluarga terdampak. Flower Aceh terus berkomitmen terhadap pemberdayaan perempuan dan hak asasi manusia di Aceh, meskipun menghadapi berbagai tantangan selama bertahun-tahun.

Wilayah Kerja: Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie, Bireun, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Selatan, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Tengah, Singkil

Isu Strategis: Kepemimpinan perempuan, Kesehatan dan gizi, Ekonomi, Perlindungan perempuan dan anak, Lingkungan, Kebencanaan.

Alamat: Jl. Kebun Raja, Pineung, Kec. Syiah Kuala, Kota Banda Aceh

Website: https://www.floweraceh.or.id

Media Sosial:

Kontak: