Skip to main content

Komunitas Dampak Indonesia adalah gerakan sosial yang digerakkan oleh sekelompok pemuda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap isu pemerataan akses pendidikan di Indonesia. Komunitas ini berkomitmen untuk mendorong terwujudnya pendidikan yang inklusif dan berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak-anak dari keluarga prasejahtera, yatim piatu, dan kelompok marginal lainnya.

Melalui berbagai program, Dampak Indonesia berupaya memberikan dampak nyata untuk keberlanjutan pendidikan generasi muda.

Visi
“Mewujudkan ekosistem pendidikan yang inklusif, adil, dan memberdayakan bagi seluruh anak bangsa tanpa terkecuali.”

Misi

  1. Menyelenggarakan program pendidikan alternatif untuk meningkatkan kompetensi dan kualifikasi masyarakat
  2. Menyediakan akses pendidikan dasar tambahan secara gratis bagi anak-anak yang kurang mampu.
  3. Melakukan advokasi dan pendampingan pendidikan bagi anak yatim piatu dan keluarga miskin agar memperoleh hak pendidikan secara penuh.
  4. Memfasilitasi akses terhadap program beasiswa dan bantuan pendidikan pemerintah dan non-pemerintah.
  5. Membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan inklusif melalui kampanye dan kolaborasi lintas sektor.
  6. Mengembangkan kapasitas relawan dan pemuda agar menjadi agen perubahan dalam bidang pendidikan.

Wilayah Kerja: Kabupaten Sumedang & Kabupaten Bandung

Isu Strategis: Ekonomi Kemasyarakatan, Pemberdayaan Desa, Pemberdayaan Pemuda, Kesehatan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan & Anak, Kesetaraan pendidikan dan akses layanan dasar masyarakat

  1. Ketimpangan Akses Pendidikan:
    Banyak anak dari keluarga kurang mampu yang belum mendapatkan layanan pendidikan yang memadai, baik dari sisi fasilitas, materi, maupun pendampingan.
  2. Kurangnya Informasi dan Pendampingan Beasiswa
    Program-program bantuan pendidikan seperti PIP sering tidak terserap secara optimal karena minimnya informasi dan pendampingan bagi keluarga penerima manfaat.
  3. Putus Sekolah dan Minimnya Alternatif Pendidikan
    Tingginya angka putus sekolah di beberapa wilayah belum diimbangi dengan ketersediaan alternatif pendidikan seperti Sekolah Kesetaraan yang terjangkau dan berkualitas.
  4. Stigma terhadap Pendidikan Inklusif:
    Masih banyak masyarakat dan institusi pendidikan yang belum memahami pentingnya pendekatan pendidikan inklusif dan menolak siswa dari latar belakang marginal.
  5. Minimnya Dukungan Kebijakan Lokal:
    Kurangnya sinergi antara komunitas dengan pemangku kebijakan setempat dalam mendorong kebijakan pro-pendidikan inklusif dan pendampingan kelompok rentan.
  6. Sumber Daya Terbatas
    Keterbatasan relawan, tenaga pendidik, dan dana menjadi tantangan dalam menjangkau lebih banyak penerima manfaat secara berkelanjutan.

Alamat: Jl. Parakanmuncang – Simpang RT 03 RW 06 Desa Sindanggalih Kecamatan Cimanggung Kabupaten Sumedang, Jawa Barat

Situs Web: –

Media sosial:

Kontak: